Laju konversi hutan alam yang cukup tinggi di Jambi selama lebih dari 10 tahun terakhir terutama menjadi kebun karet, perkebunan sawit, dan daerah transmigrasi, bertepatan dengan periode ketika babi hutan menjadi hama serius bagi perkebunan karet. Konversi hutan turut mendorong perpindahan babi hutan ke habitat kebun karet, dan punahnya predator alami akibat konversi hutan dan aktivitas manusia di daerah hutan setelah ditebang-pilih menyebabkan populasi dan serangan babi hutan di kebun karet meningkat.
Ekosistem kebun karet memberikan daya dukung yang baik terhadap perkembangan satwa liar, khususnya babi hutan terutama jenis Sus scrofa dan ekosistem ini dimanfaatkan babi hutan sebagai sumber makanan, tempat berlindung, beristirahat dan berkembang biak.
Ekosistem kebun karet memberikan daya dukung yang baik terhadap perkembangan satwa liar, khususnya babi hutan terutama jenis Sus scrofa dan ekosistem ini dimanfaatkan babi hutan sebagai sumber makanan, tempat berlindung, beristirahat dan berkembang biak.
Bibit tanaman karet, makanan kesukaan babai hutan
Tipe habitat yang disukai babi hutan di kebun karet adalah tempat yang berlereng, bersemak rendah, tertutup dan tidak rapat, karena tipe habitat ini dapat memberikan kebutuhan dari aktivitas babi hutan dan juga jarangnya aktivitas manusia di habitat yang berlereng menjadi faktor penentu penggunaan habitat tersebut oleh babi hutan. Babi hutan Sus scrofa memiliki kemampuan adaptasi dan penyebaran yang tinggi terhadap habitat yang berbeda, yang memungkinkan babi hutan ini dapat berkembang biak dengan cepat, yaitu 2-10 ekor tiap kelahiran tiap tahun.
Dalam sebuah penelitian, aktivitas harian babi hutan sebagian besar digunakan untuk mencari makan yaitu 67,5% dari seluruh aktivitas harian. Dan, umumnya pencarian makan dilakukan pada malam hari dan mulai aktif merusak tanaman saat tengah malam sampai menjelang subuh.
Jenis makanan yang disukai babi hutan di lahan pertanian terutama adalah karet (hampir semua bagian karet : akar, batang, daun dan biji), terong, cabai, jagung, singkong, padi, jambu, cacing tanah, serangga dan ikan. Pemilihan jenis makanan oleh babi hutan lebih disebabkan oleh ketersediaan suatu jenis makanan yang berlimpah di kebun karet.
Dalam sebuah penelitian, aktivitas harian babi hutan sebagian besar digunakan untuk mencari makan yaitu 67,5% dari seluruh aktivitas harian. Dan, umumnya pencarian makan dilakukan pada malam hari dan mulai aktif merusak tanaman saat tengah malam sampai menjelang subuh.
Jenis makanan yang disukai babi hutan di lahan pertanian terutama adalah karet (hampir semua bagian karet : akar, batang, daun dan biji), terong, cabai, jagung, singkong, padi, jambu, cacing tanah, serangga dan ikan. Pemilihan jenis makanan oleh babi hutan lebih disebabkan oleh ketersediaan suatu jenis makanan yang berlimpah di kebun karet.
Pengembaraan babi hutan erat hubungannya dengan ketersediaan makan di kebun karet. Umumnya pengembaraan ini dilakukan secara berkelompok (bisa mencapai 21 ekor tiap kelompok) dan juga induk beserta anaknya umumnya berada dalam kelompok yang sama. Ruang pengembaraan babi hutan di kebun karet cukup besar dan relatif tetap, di desa Sepunggur ruang pengembaraannya seluas 85 ha dengan jumlah individu babi 49 ekor, dan akan berubah jika adanya ancaman perburuan. (A. Kholis/sumber: International Centre For research Forestry)